Selasa, 28 Oktober 2008

Menur dan Markisa

Dulu saya pernah bercerita mengenai tanaman hias di rumah saya. Sampai berbulan-bulan sesudah itu, masih tersisa sebagian halaman yang rupanya terlalu sulit untuk ditanami. Kebetulan sudutnya kurang tepat sehingga panas matahari membakar tempat itu dan menjadikannya gersang. Beberapa kali saya mencoba menempatkan tanaman hias di tempat itu, jadinya malah daunnya terbakar dan beberapa malah layu dan mati, padahal saya sudah berusaha menjaga ketersediaan air untuk tanaman-tanaman itu. Akhirnya, selama ini, saya hanya bisa memanfaatkan tempat itu untuk menjemur kasur dan menjemur pakaian.

Suatu hari, pakne Diki membawa beberapa buah markisa. Katanya itu untuk membuat sirup markisa. Saya tidak melihat bagaimana prosesnya secara jelas, hanya saja setelah pakne Diki memeras biji-biji markisa itu dengan kain, dengan hati-hati biji-biji itu dikumpulkan dan dijemur sampai kering. Ternyata pakne Diki ingin menanam markisa.
Beberapa minggu kemudian di bagian halaman yang gersang itu terlihat lebih segar karena muncul tunas-tunas markisa yang tumbuh dengan cepat. Selama berhari-hari pakne Diki memasang peneduh agar tunas-tunas markisa bisa bertahan dari sengatan sinar matahari. Pada hari libur selanjutnya pakne Diki membuat para-para dari kawat agar markisa yang menjalar liar dapat diatur lebih rapi. Beberapa bulan kemudian, jadilah bagian halaman yang dulunya gersang sudah terlihat segar menghijau. Saya pun bisa menanam beberapa tanaman hias di bawah naungan markisa tanpa khawatir daunnya akan terbakar, atau layu dan mati. Belum teratur sih, baru asal-asalan saja. Namun saya sudah cukup senang.

Salah satu tanaman yang saya sukai adalah menur. Saya menanamnya dari stek yang saya ambil dari Limbangan, Kendal, dari halaman rumah yang dulu pernah kami tinggali. Menur itu dulu saya tanam ketika saya sedang hamil Nanin. Rumah yang dulu pernah kami tinggali itu akan dibongkar dan dibangun ulang, kebetulan saya sedang berkunjung ke Limbangan, sungguh sayang sekali kalau menur itu nanti hanya tinggal kenangan.
Bunga menur berwarna putih, bentuknya mirip dengan bunga melati namun tidak seharum bunga melati. Walaupun begitu, menur biasanya berbunga sangat banyak, jauh lebih banyak dari melati, terutama di musim panas dengan syarat harus mendapatkan air yang cukup.
Sedangkan markisa, sekarang sudah mulai berbunga. Saya berharap, beberapa minggu atau beberapa bulan lagi sudah bisa membuat sirup markisa dari buah yang saya petik dari halaman rumah sendiri.Hmm... indahnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar