Selasa, 15 April 2008

televisi

Anak-anakku rupanya cukup beruntung karena ortunya tidak melarang nonton televisi kapanpun mereka inginkan. Mereka sudah cukup bisa dipercaya untuk menentukan waktu-waktu nonton tv, juga milih acara mana yang layak ditonton anak-anak, mana yang tidak layak. Kebetulan mereka sangat suka film "kekerasan", jadi aku biarkan saja (film paling brutal di dunia yang sering ditonton anak-anak adalah Tom and Jerry).
Tentang pesawat televisinya, selama ini belum pernah kami memiliki televisi yang bagus dan mahal. Dulu sebelum pindah ke Solo keadaan ekonomi sangat buruk sekali sehingga pesawat televisi yang dimiliki buatan jadul dan sudah sangat butut.

Televisi butut ini sampai sekarang masih dipakai menemaniku kalau sedang seterika baju

Sejujurnya, soal ekonomi bukan alasan, sebenarnya lebih karena pakne Diki adalah orang yang suka utak-utik sehingga inginnya selalu memanfaatkan barang bekas. Dulu di awal-awal menikah, karena nggak tega melihat tangan halusku mencuci, suatu ketika pakne Diki pulang kerja membawa mesin cuci bekas yang umurnya waktu itu sudah lebih dari 10tahun. Seminggu sesudahnya, mesin cuci itu bisa dipergunakan secara normal, walaupun untuk itu pakne Diki rajin tidur larut malam, keasyikan membongkar dan memperbaiki mesin cuci itu kembali utuh.
Kembali ke televisi, lebih sering kami menggunakan monitor komputer disambung ke combo-tv-box. Pakne Diki sampai beli combo-tv itu 5 kali. Yang pertama rusak karena kabel sound-nya dimasukkan ke colokan listrik PLN oleh Diki, untungnya Diki nggak kesetrum. Yang ke dua, diberikan ke Solichun, anak buah pakne Diki yang tugasnya mengurus rental komputer. Yang ke tiga diberikan ke Pattiro Magelang karena pakne Diki kasihan pada pegiat Pattiro Magelang yang tidak punya sarana hiburan. Yang ke empat diberikan kepada temannya adik pakne Diki, namanya Umardhani, tinggal di Solo juga. Yang ke lima sampai sekarang masih kami pakai. Jadi, combo-tv kami selalu baru. Nggak sampai 2 tahun sudah ganti generasi yang lebih baru.

Combo-tv-box, buatan china, kabel speakernya disambungkan asal-asalan ke eksternal speaker. Pertama kali beli harganya masih 325 ribu, yang terakhir hanya 140 ribu rupiah

ini monitor komputer yang dipakai untuk nonton tv

Akhir-akhir ini pakne Diki sedang sibuk mengumpulkan komputer-komputer bekas. Katanya mau dipakai untuk membangun warnet untuk anak sekolah, judulnya "Internet for Kids". Khusus diperuntukkan anak-anak sekolah SD sampai SMA. Direncanakan, harga sewanya per jam-nya tidak lebih mahal dari sewa playstation yang marak di kampung-kampung. Kata pakne Diki, dia prihatin lihat iklan di televisi yang memperlihatkan ada anak SD yang membuat tugas sekolahnya dengan bantuan internet. Kenyataanya banyak sekali anak sekolah yang masih buta internet. Bisa jadi kalau menurut analisa Roy Suryo, mungkin angkanya mencapai 68 persen ya? Hehehe...
Tidak semua barang yang dikumpulkan pakne Diki benar-benar bekas, beberapa masih sangat bagus, di antaranya adalah sebuah monitor LCD 15 inci yang menurutnya diperoleh dari sebuah toko komputer. Monitor LCD itu dulunya bekas barang pajangan yang sudah terlalu lama dipajang, sudah terlalu sering dicoba, sehingga akhirnya dijual murah. Sementara obsesi warnetnya belum kesampaian, monitor LCD itu dipakai untuk televisi. Jadilah sebuah televisi yang keren seperti ini.


Kata Diki, "Wah... Tv kita ini seperti tv orang kaya lho! Sekampung nggak ada yang punya tv LCD, paling-paling tetangga kita pak xxx yang sangat kaya itu yang tv-nya tv plasma". Diki... Diki!... Pakai barang bekas saja bangganya nggak ketulungan.

3 komentar:

Lita Uditomo mengatakan...

wah, pakne Diki memang kreatif !
mudah2an project 'internet for kids' nya bisa kesampaian..

My Life & My Pattiro mengatakan...

bu Lita!.. kl dipuji terus yang punya blog bisa besar kepala! hua ha ha

Anonim mengatakan...

bu..
kalo menurut saya memang lebih penting fungsi, selama masih bisa dipakai dan bermanfaat. dari pada mahal dan bagus tapi ga guna n cm bisa ndeprok di pojokan doang... :P

lgpl, blm punya tv.. :(
jd streaming dr inet aja dah...

salam kenal yah bu...

Posting Komentar