Senin, 04 Agustus 2008

Hadiah yang Gagal

Kejadiannya sudah agak lama, tapi setiap kali melihat hadiah yang gagal itu aku selalu ingin bercerita:
Sebelum kenaikan kelas kemarin, Diki dijanjikan hadiah oleh bapaknya. Hadiah itu menurutku sangat istimewa yaitu sebuah HP Samsung SGH-J200 baru yang sudah dibeli oleh pakne Diki. Syaratnya, harus 3 besar di kelasnya, bisik-bisik, seperti semester lalu masih diberi toleransi sampai 5 besar. Ini karena terakhir Diki mendapatkan rangking 8. Jadi, sesuai model kapitalis, harus dimotivasi dengan hadiah.
Tak beda dengan semester lalu, sedikit kekecewaan pun dituai. Diki hanya menduduki rangking 14 di kelasnya. Kami memahami bahwa persaingan di sekolah cukup ketat, namun janji hadiah tak diberikan, agar ketertiban tetap terjaga.
Beberapa waktu kemudian, keluar pengumuman dari sekolah tentang rangking paralel. Alhamdulillah Diki menduduki rangking 21 dari 252 murid. Itu berarti masih lebih baik karena pada waktu test masuk sekolah menduduki peringkat 26 dari 253 murid (menurun dari semester lalu yang rangking 9/253). Untuk mengobati kekecewaan Diki, bapake mengganti HP Diki yang lama menjadi lebih baru. Cuma tambah fasilitas radio saja.
Oleh pakne Diki HP hadiah yang gagal itu dipakai sendiri untuk koneksi internet, berlangganan paket data dari XL dengan kuota 250MB per bulan. Kata pakne Diki itu sangat berguna bila melakukan perjalanan di daerah-daerah yang susah cari warnet (asal ada sinyal lho). Pakne Diki pun sangat sayang pada HP itu, katanya, beberapa bulan ke depan mungkin benar-benar diberikan kepada Diki bila prestasinya lebih baik. Katanya juga, walaupun sederhana, HP itu cukup powerfull. Dengan HP itu pakne Diki bisa melakukan koneksi internet di laptop via bluetooth, mengambil gambar yang cukup bagus, mendengarkan musik yang cukup merdu, berinternet langsung dengan NetFront browser v3.4 (belakangan ditambah Opera Mini), sudah tersedia GMail dan Google Search (belakangan sudah ditambah Faster GMail), ada juga mail client yang memungkinkan menyimpan bermacam email. Memory internalnya cukup longgar (40MB) dan sudah ditambah eksternal memory 1GB. Katanya lagi, semua fiturnya sudah dicoba, hanya kurang satu yaitu roaming luar negeri, maklumlah sudah lama madeg saja di negeri sendiri. Saking sayangnya dan eman kalau tergores, bagian layarnya ditempel plastik bening, sedang di belakangnya dihias dengan plastik perak. Jadi tambah manis deh! (duh, aku juga pengin nih!). Bila akhir pekan, Diki sering pinjam HP itu untuk internet dan nge-game. Sekarang sudah lebih dari 15 macam games berhasil diinstall oleh Diki.


Gambar ini tadinya dua kali pemotretan, diedit dengan Photoshop, dijadikan seolah berjejeran. Coba tebak, gambar mana yang tempelan, yang tampak depan atau tampak belakang? Kalau bingung coba tanya saja pada mas Roy Suryo. Pasti bisa dianalisa dengan cepat. Hihihi.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Oalaa, jadi Pakne kalo ngeblog di daerah2 yang susah warnet pake HP ini toh :)

**Asik, identitas non blogger sudah dibukan :)

Lita Uditomo mengatakan...

yang tempelan yang tampak depan bukan, bu ? apa musti tanya mas Roy Suryo ? hehe...

Bu Noor's Diary mengatakan...

halah, langsung ketahuan, padahal belajar bikin gambarnya sampai keriting tangannya pegang mouse.
soal tanya mas roy suryo itu cuma candaan saja (sekedar iseng), blog roy.suryo.info itu nggak ada isinya, lha wong yang buat mas riyo kok. bener kan mas riyo? saya tahu waktu mengikuti postingan panas perang blogger di berbagai blog.

hani mengatakan...

Wah, hebatnya ... bisa memaksimalkan HP nya. Kebanyakan kalau punya HP canggih malah hanya untuk gaya. He2...

Posting Komentar